.popular-posts ul{padding-left:0px;} .popular-posts ul li {background: #FFF url(http://4.bp.blogspot.com/-oOVUW06ghgo/UHwuqL9TltI/AAAAAAAAGKU/Nj4DQnvft8k/s1600/1.gif) no-repeat scroll 5px 10px; list-style-type: none; margin:0 0 5px 0px; padding:5px 5px 5px 20px !important; border: 1px solid #ddd; border-radius:10px; -moz-border-radius:10px; -webkit-border-radius:10px; } .popular-posts ul li:hover { border:2px solid #6BB5FF; background:#000000; } .popular-posts ul li a:hover { text-decoration:none; color:#FFF8DC; } .popular-posts .item-thumbnail img { webkit-border-radius: 100px; -moz-border-radius: 100px; border-radius: 100px; -webkit-box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, .4); -moz-box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, .4); box-shadow: 0 1px 3px rgba(0, 0, 0, .4); }

Minggu, 03 Februari 2019

LAPORAN BIOLOGI CAHAYA MONOKROMATIK YANG PALING EFEKTIF UNTUK FOTOSINTESIS



KATA PENGANTAR


Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya laporan penelitian  ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam laporan penelititan ini, kami meneliti tentang ” Cahaya Monokromatik Yang Paling Efektif Untuk Fotosintesis” yang kami buat berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan Laporan penelitian  ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian pula laporan penelitian ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Alabio,8 Oktober  2016


                                                                           Penulis         
           








Daftar isi



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Praktikum

Tanaman merupakan bagian besar dari alam yang ada di bumi kita ini. Selain itu keberadaan tanaman di bumi ini sebagai produsen terbesar sangatlah penting, karena ia merupakan satu kesatuan dari rantai makanan yang terdapat dalam ekosistem. Ekosistem terdiri dari dua macam komponen, yaitu abiotik dan biotik. Faktor biotik yaitu terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik yaitu antara lain : udara, gas, angin, cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling mempengaruhi satu sama lain, misalnya tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia, hewan, dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

B.    Rumusan Masalah

Dalam penulisan laporan praktikum ini, saya merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, di antaranya :
1.       Bagaimana pengaruh cahaya monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata?

C.     Tujuan Praktikum

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin saya capai dalam penyusunan laporan praktikum ini adalah :
1.       Ingin mengetahui cahaya monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata.

D.    Manfaat Praktikum

Bagi penulis :
1.       Sebagai bahan untuk memperdalam wawasan dan ilmu pengetahuan tentang cahaya monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata.
Bagi pembaca :
1.       Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui tentang cahaya monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Landasan Teori

1.     Spektrum Cahaya

Spektrum cahaya atau spektrum tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut cahaya. Sedangkan cah aya merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai energi elektromagnetik yang disebut radiasi. Spektrum elektromagnetik ini dipancarkan oleh matahari secara keseluruhan melewati atmosfer bumi. Sedangkan radiasi elektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik atau jendela tranmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap atmosfer.

Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Jarak antara puncak gelombang elektromagnetik disebut panjang gelombang. Panjang gelombang berkisar antara kurang dari 1 nm hingga lebih dari 1 km. Cahaya ultraviolet (UV) berada pada daerah panjang gelombang dari 100 sampai 380 nm. Keseluruhan kisaran radiasi ini dikenal sebagai spektrum elektromagnetik. Berikut merupakan gambar yang menunjukkan spektrum cahaya dalam spektrum gelombang elektromagnetik secara keseluruhan.


Segmen yang paling penting bagi kehidupan adalah pita sempit yang panjang gelombangnya berkisar antara 380 nm hingga 750 nm. Radiasi ini dikenal sebagai cahaya tampak karena terdeteksi oleh mata manusia sebagai bermacam-macam warna.
Peristiwa pemecahan gelombang elektromagnetik berfrekuensi banyak (polikromatik) menjadi spektrum-spektrum berfrekuensi tunggal disebut sebagai dispersi. Berikut tabel perbedaan panjang gelombang sinar tampak hasil peristiwa dispersi.
Warna
Panjang Gelombang
Merah
625-740
Jingga
590-625
Kuning
565-590
Hijau
520-565
Biru
435-520
Terkait dengan sinar tampak diketahui bahwa energi sinar yang digunakan tumbuhan untuk fotosintesis ternyata hanya 0,5 sampai 2% dari jumlah energi sinar yang tersedia. Energi yang diberikan oleh sinar itu bergantung kepada kualitas (panjang gelombang), intensitas (banyaknya sinar per 1 cm2 per detik) dan waktu (sebentar atau lama).
Menurut D. Dwidjoseputro (1989) Sinar matahari terdiri atas berbagai sinar yang berlainan gelombangnya. Sinar-sinar yang tampak oleh mata bergelombang 390 mµ sampai 760 mµ (1mµ = 10 Amstrom). Diurutkan dari yang bergelombang panjang maka sinar-sinar tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Sinar-sinar yang bergelombang lebih pendek daripada sinar ungu adalah sinar ultraungu, sinar X, sinar gamma, dan sinar kosmik. Baik sinar-sinar yang pendek gelombangnya, maupun sinar yang panjang gelombangnya daripada sinar merah yaitu sinar inframerah, semuanya tidak mempengaruhi dalam proses fotosintesis. Spektrum dari sinar yang tampak oleh mata diberikan di bawah ini dengan gelombangnya dinyatakan dengan mµ.
Ungu
Nila
Biru
Hijau
Kuning
Jingga
Merah
390-430
430-470
470-500
500-560
560-600
600-650
650-760 mµ

Jika berkas cahaya yang sama kuatnya dari cahaya monokromatik berbagai panjang gelombang dipancarkan pada daun hijau dan kecepatan fotosintesis pada setiap panjang gelombang diukur, ternyata bahwa gelombang cahaya biru dan merah adalah yang paling efektif. Dan cahaya hijau yang paling tidak efektif dalam melakukan fotosintesis.
Hal ini terkait dengan sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan, diteruskan (ditransmisi), dan diserap (diabsorpsi). Bahan-bahan yang menyerap cahaya tampak disebut pigmen. Pigmen yang berbeda akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dan panjang gelombang yang diserap akan menghilang. Jika suatu pigmen diterangi dengan cahaya putih, maka warna yang akan terlihat adalah warna paling banyak dipantulkan atau diteruskan oleh pigmen bersangkutan (jika suatu pigmen menyerap semua panjang gelombang, pigmen itu akan tampak hitam). Daun tampak berwarna hijau karena klorofil menyerap cahaya warna merah dan biru ketika meneruskan dan memantulkan cahaya warna hijau.
Planck dan Einstein menganggap cahaya itu terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut foton dan foton ini mempunyai sifat materi dan gelombang. Foton memiliki suatu energi yang dinyatakan dengan kuantum. Foton bukanlah objek kasat mata tapi foton bertindak seperti objek yang memiliki jumlah energi yang tetap. Beberapa banyak energi yang dimiliki oleh cahaya itu bergantung pada panjang pendeknya gelombang.
Fotosintesis dan reaksi fotokimia lainnya tidak bergantung pada energi total cahaya, tapi pada jumlah foton atau kuanta yang diserap. Foton berenergi tinggi pada spektrum biru mempunyai energi hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan foton pada spektrum merah, tapi kedua foton itu mempunyai efek yang persis sama dalam fotosintesis.

2.      Fotosintesis

A.      Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik dari karbondioksida dan air. Proses fotosintesis hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada organel sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas. Reaksi keseluruhan dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
                                                                      
CO2 + H2O + Energi Cahaya                          (CH2O) + O2                                   
                                                                                                             Klorofil

Menurut Dwidjoseputro, fotosintesis merupakan suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan yaitu suatu kemampuan menggunakan zat karbon dari udara uantuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman dimana peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon merupakan proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil dirubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya atau sinar.
Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya matahari. Fotosintesis berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis adalah salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari ACO2 diikat menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.

B.      Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis
Menurut A.R.Loveless (1991) terdapat adanya beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain:
1)       Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada konsentrasi 1 % dan diatas persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada suatu kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida.
Kadar CO2 tidak boleh melebihi 1000-1200 μmolˉ¹ kerena konsentrasi kadar CO2 tersebut sering menyebabkan keracunan atau penutupan stomata, kadang kala bahkan dapat menurunkan laju fotosintesis.



Kecepatan
                                fotosintesis


                                Konsentrasi CO2
2)      Intensitas Cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi konstan.
3)      Suhu
Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5ºC sampai suhu 35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas 35ºC menyebabkan kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang mengakibatkan menurunnya kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan laju fotosintesis.


                                                Intensitas cahaya tinggi


 



Kecepatan
                Fotosintesis                                               intensitas cahaya rendah


 
                                                Suhu (°C)

C.      Tempat Terjadinya Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang dimana dalam jaringan tersebut mengandung klorofil (pigmen hijau) yang merupakan salah satu pigmen fotosintesis yang mampu menyerap energi
cahaya matahari.



Klorofil terdapat di dalam kloroplas. Kloroplas berwarna hijau disebabkan oleh adanya klorofil a dan b yang menyerap sinar lembayung dan merah. Kloroplas pada tumbuhan hijau selain mengandung klorofil a dan b juga mengandung Karotenoid. Molekul-molekul ini juga merupakan pigmen, mempunyai warna yang berkisar antara merah dan kuning. Cahaya yang diserap paling kuat dibagian biru dan spektrum yang tampak. Karotenoid sering kali merupakan pigmen dominant pada bunga dan buah. Warna merah buah tomat dan warna jingga wortel dihasilkan oleh karotenoid. Pada daun, adanya karotenoid sering ditutupi oleh klorofil yang jauh lebih banyak. Dalam musim gugur karena jumlah klorofil dalam daum berkurang, karotenoid mulai nampak dan menghasilkan warna kuning dan merah pada daun-daunnya.


D.      Mekanisme Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses yang terjadi melalui dua tahap berbeda. Menurut pendapat FF Blackman, fotosintesis memiliki dua tahap berbeda yaitu tahap yang peka cahaya tapi tidak bergantung pada suhu (reaksi terang) dan tahap yang tidak peka cahaya tapi bergantung pada suhu (reaksi gelap).




Reaksi terang merupakan tahap fotokimia yang menghasilkan ATP dan NADP tereduksi. Reaksi terang terjadi di awal dan diteruskan dengan reaksi gelap. Hill menjelaskan bahwa cahaya digunakan oleh tumbuhan untuk memecah air, pemecahan ini disebut fotolisis. fotolisis mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dan oksigen. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
                        2H2O             2H2 + O2
            H2 yang terlepas kemudian ditampung oleh koenzim NADP. Dalam hal ini NADP dikatakan menjadi akseptor (penerima) H2 dan bentuknya menjadi NADPH2 sedangkan O2 tetap dalam keadaan bebas. Fotolisis inilah yang menjadi awal proses fotosintesis.Langkah selanjutnya setelah terjadi fotolisis yaitu penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawakan oleh NADP tersebut. Peristiwa penyusutan CO2 tidak memerlukan sinar, dengan kata lain peristiwa tersebut berlangsung dalam gelap. Blackman (1905) membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke CH2O berlangsung tanpa gangguan cahaya. jika reaksi terang (reaksi Hill) digabungkan dengan reaksi gelap (reaksi Blackman) maka akan didapatkan suatu reaksi :

CO2 + NADPH2 + O2                    2NADP + H2 + CO + O + H2 + O2

atau

2H2O + CO2                 CH2O + H2O + O2

Jika reaksi ini dikalikan 6 maka akan diperoleh :
12H2O + 6CO2                (CH2O)6 + 6H2O + 6O2

Tilakoid pada kloroplas tidak dapat mengubah CO2 menjadi karbohidrat. Namun hal tersebut dapat tercapai oleh stroma tak berwarna bila diberi CO2, NADPH dan ATP. Jadi ada pembagian kerja di dalam kloroplas dimana reaksi terang adalah tanggung jawab grana sedangkan reaksi gelap dilakukan oleh enzim-enzim di dalam stroma.
Di dalam suatu proses fotosintesis terjadi pembentukan energi dengan menggunakan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).

1.       Hydrilla
Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang tumbuh terus-menerus, hidup berkoloni dan dapat tumbuh di permukaan air hingga kedalaman 20 kaki. Tanaman air Hydrilla verticillata dapat tumbuh bercabang-cabang dengan banyak hingga mencapai permukaan air dimana percabangannya dapat menutupi seluruh permukaan air. Tanaman air ini dapat dijumpai di danau, kolam, sungai dengan kondisi air yang relatif jernih. Hydrilla verticillata digunakan sebagai habitat untuk beberapa hewan avertebrata (hewan tak bertulang belakang) dimana hewan-hewan tersebut digunakan untuk makanan ikan dan spesies lain seperti katak dan unggas. Setelah tanaman air tersebut mati kemudian akan diuraikan oleh bakteri pengurai dan digunakan sebagai makanan untuk hewan avertebrata sedangkan umbi atau bonggolnya biasanya dimakan oleh unggas.
Hydrilla verticillata memiliki akar berwarna kekuning-kuningan yang tumbuh di dasar air dengan kedalaman sampai 2 meter. Batangnya tumbuh dengan panjang 1 sampai 2 meter dengan 2 hingga 8 helai daun yang tumbuh pada lingkar batangnya. Tiap-tiap daun memiliki panjang 5 sampai 20 mm dan 0,7 sampai 2 mm lebarnya dengan gerigi atau duri kecil disepanjang ujung daun. Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan berumah satu (meskipun kadang-kadang berumah dua) dengan bunga jantan dan betina dihasilkan dalam satu tanaman. Bunganya kecil dengan 3 kelopak dan 3 mahkota dengan mahkota panjangnya 3 sampai 5 mm berwarna transparan dengan garis merah. Hydrilla verticillata juga dapat bereproduksi secara vegetatif dengan jalan fragmentasi, bertunas dan akar tinggal.

Letak stomatanya lebih banyak berada pada permukaan bawah daun. Hal ini dibuktikan pada percobaan yang dilakukan oleh Ingen House diketahui bahwa daun-daun yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun daripada sisi permukaan atas daun. Disamping itu, temuan Ingen House menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ± 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya stomata di permukaan atas daun.

B.    Hipotesis

Dalam praktikum ini, saya mengambil hipotesis cahaya monokromatik yang paling efektif untuk fotosintesis adalah cahaya merah dan cahaya biru.



BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data penelitian, saya melakukan percobaan langsung untuk membandingkan jumlah gelembung dengan warna/spektrum cahaya yang berbeda-beda, yaitu cahaya merah, kuning, hijau, biru, dan ungu. Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol.

B.    Variabel dan Definisi Operasional Variabel

-            Variabel manipulasi/variabel bebas : Warna cahaya/spektrum cahaya
5 hidrylla masing-masing diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi dengan lima macam warna, yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan ungu di tempatkan di  bawah sinar matahari.
-            Variabel respons/variabel terikat     : Jumlah gelembung
Dari perlakuan yang berbeda dalam pemberian warna pada gelas kimia tersebut menyebabkan adanya perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan.
-            Variabel kontrol                                        : Tumbuhan hidrylla verticillata
Dalam penelitian ini hal-hal yang mendapat perlakuan sama dari kelima gelas kimia tersebut adalah jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan hidrylla verticillata

C.     Rancangan Penelitian

 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 5 tanaman hidrylla verticillata yang diletakkan di dalam gelas kimia.
1.       Perlakuan 1                   :   tanaman hidrylla verticillata diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan plastik warna merah.
2.       Perlakuan 2                   :   tanaman hidrylla verticillata diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan plastik warna kuning.
3.       Perlakuan 3   :   tanaman hidrylla verticillata diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan plastik warna hijau
4.       Perlakuan 4   :   tanaman hidrylla verticillata diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan plastik warna biru.
5.       Perlakuan 5                  :    tanaman hidrylla verticillata diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan plastik warna ungu.

D.    Sasaran Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman hidrylla verticillata. Sedangkan sampelnya adalah hidrylla verticillata jantan.

E.     Alat dan Bahan

1.       Tanaman hidrylla verticillata
2.       Gelas kimia ukuran 1 liter
3.       Corong gelas
4.       Tabung reaksi
5.       Kawat
6.       Plastik mengkilap warna warni (merah, kuning, hijau, biru, dan ungu)
7.       Gunting
8.       Tali/benang
9.       Selotip
10.   Stapler

F.     Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1.       Siapkan alat dan bahan.
2.       Ambil beberapa tangkai hydrilla.
3.       Ikat hydrilla tersebut dengan tali pada pangkalnya.
4.       Masukkan hydrilla kedalam corong gelas hingga tidak ada yang keluar.
5.       Rangkai hydrilla tersebut menjadi 5 rangkaian.Lakukan semuanya didalam gelas kimia ukuran besar yang berisi air.
6.       Usahakan jangan sampai ada oksigen didalam corong.
7.       Tutupi ke lima rangkaian hydrilla tersebut dengan kertas warna-warni yang mengkilap(merah, kuning, hijau, biru, ungu).
8.       Semua praktikum dilakukan langsung dibawah sinar matahari.
9.       Amati dan catat banyak gelembung yang muncul di setiap warna yang berbeda.

G.    Rencana Analisis Data

-          Membandingkan hasil antara tanaman hidrylla verticillata  yang telah diberi warna/spektrum cahaya yang berbeda-beda tersebut.

H.   Jadwal Penelitian

Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 26 September 2016.

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil penelitian

No
Pelakuan
Jumlah Gelembung
Nyala Api
1
Cahaya Merah
++++ (sangat banyak)
Sangat Terang
2
Cahaya Biru
-  (sedikit sekali)
Mati
3
Cahaya Kuning
+ (sedikit)
Sangat Redup
4
Cahaya Hijau
+++ (banyak)
Terang
5
Cahaya Ungu
++ (sedang)
Redup


B.    Analisis Data

Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa masing-masing perlakuan warna spektrum cahaya tampak ada perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan pada tanaman air Hydrilla verticillata. Pada tabel di atas, yang memiliki jumlah gelembung terbanyak adalah perlakuan dengan sinar merah dan sinar ungu. Pada perlakuan dengan sinar kuning dan hijau memiliki jumlah gelembung yang tidak terlalu banyak. Sedangkan perlakuan dengan sinar biru memiliki jumlah gelembung yang sedikit.

C.     Uji Hipotesis

                Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cahaya monokromatik yang paling efektif untuk fotosintesis adalah cahaya merah dan cahaya ungu. Dengan demikian hipotesis yang saya ajukan tidak sesuai dengan hasil penelitian.

D.    Pembahasan

                Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa cahaya monokromatik yang paling efektif untuk fotosintesis adalah cahaya merah dan cahaya ungu. Hal ini tidak sesuai, karena cahaya yang paling efektif adalah cahaya merah dan cahaya biru. Karena jika berkas cahaya yang sama kuatnya dari cahaya monokromatik berbagai panjang gelombang dipancarkan pada daun hijau dan kecepatan fotosintesis pada setiap panjang gelombang diukur, ternyata bahwa gelombang cahaya biru dan cahaya merah adalah yang paling efektif dan cahaya hijau yang paling tidak efektif dalam melakukan fotosintesis.




BAB V

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Ø  Pada percobaan tersebut terdapat kesalahan. Hal itu mungkin terjadi karena ketidaktelitian dari kami dalam mengamati jumlah gelembung.
Ø  Berdasarkan data hasil penelitian ini diketahui bahwa spektrum cahaya warna biru lebih berperan aktif dalam menigkatkan laju fotosintesis tanaman air Hydrilla Verticillata

B.    Saran

Ø  Pada saat percobaan, sebaiknya lebih teliti dalam pengukuran, agar data hasil percobaannya bisa lebih akurat.
Ø  Carilah lebih banyak referensi sebagai bahan perbandingan.
























Daftar pustaka




DAFTAR PUSTAKA
Arif Priadi.2010.Biologi SMA Kelas XII.Jakarta : Yudistira.
D.A.Pratiwi.2006.BIOLOGI untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.


















Lampiran


Description: IMG_20161025_165735.jpgDescription: IMG_20161025_165740.jpgDescription: IMG_20161025_165745.jpgDescription: IMG_20161025_165750.jpgDescription: IMG_20161025_165754.jpg
Description: IMG_20161025_165800.jpg