Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha
penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan
salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan
untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi
beliau. Terima kasih kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya laporan
penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Dalam laporan penelititan ini, kami meneliti
tentang ” Cahaya Monokromatik Yang Paling Efektif Untuk Fotosintesis” yang kami
buat berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan Laporan penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan
semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian pula laporan
penelitian ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Alabio,8 Oktober 2016
Penulis
Tanaman merupakan bagian besar dari alam yang ada di bumi
kita ini. Selain itu keberadaan tanaman di bumi ini sebagai produsen terbesar
sangatlah penting, karena ia merupakan satu kesatuan dari rantai makanan yang
terdapat dalam ekosistem. Ekosistem terdiri dari dua macam komponen, yaitu
abiotik dan biotik. Faktor biotik yaitu terdiri dari tumbuhan, hewan, dan
manusia. Sedangkan komponen abiotik yaitu antara lain : udara, gas, angin,
cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling
mempengaruhi satu sama lain, misalnya tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk
melakukan fotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia, hewan, dan tumbuhan
cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya
yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
Dalam penulisan laporan praktikum ini, saya merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas, di antaranya :
1. Bagaimana pengaruh cahaya
monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata?
Berdasarkan pada rumusan masalah di
atas, tujuan yang ingin saya capai dalam penyusunan laporan praktikum ini
adalah :
1. Ingin mengetahui cahaya
monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata.
Bagi penulis :
1.
Sebagai bahan untuk memperdalam wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
cahaya monokromatis yang paling efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla verticillata.
Bagi pembaca :
1. Sebagai sumber informasi bagi
sebagian orang yang belum mengetahui tentang cahaya monokromatis yang paling
efektif untuk fotosintesis pada tanaman hidrylla
verticillata.
Spektrum cahaya atau spektrum tampak adalah bagian dari
spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik
dalam rentang panjang gelombang ini disebut cahaya. Sedangkan cah aya merupakan
bentuk energi yang dikenal sebagai energi elektromagnetik yang disebut radiasi.
Spektrum elektromagnetik ini dipancarkan oleh matahari secara keseluruhan
melewati atmosfer bumi. Sedangkan radiasi elektromagnetik di luar jangkauan
panjang gelombang optik atau jendela tranmisi lainnya, hampir seluruhnya
diserap atmosfer.
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang
elektromagnetik. Jarak antara puncak gelombang elektromagnetik disebut panjang
gelombang. Panjang gelombang berkisar antara kurang dari 1 nm hingga lebih dari
1 km. Cahaya ultraviolet (UV) berada pada daerah panjang gelombang dari 100
sampai 380 nm. Keseluruhan kisaran radiasi ini dikenal sebagai spektrum
elektromagnetik. Berikut merupakan gambar
yang menunjukkan spektrum cahaya dalam spektrum gelombang elektromagnetik
secara keseluruhan.
Segmen yang paling penting bagi kehidupan adalah pita
sempit yang panjang gelombangnya berkisar antara 380 nm hingga 750 nm. Radiasi
ini dikenal sebagai cahaya tampak karena terdeteksi oleh mata manusia sebagai
bermacam-macam warna.
Peristiwa pemecahan gelombang elektromagnetik
berfrekuensi banyak (polikromatik) menjadi spektrum-spektrum berfrekuensi
tunggal disebut sebagai dispersi. Berikut tabel perbedaan panjang gelombang sinar
tampak hasil peristiwa dispersi.
Warna
|
Panjang Gelombang
|
Merah
|
625-740
|
Jingga
|
590-625
|
Kuning
|
565-590
|
Hijau
|
520-565
|
Biru
|
435-520
|
Terkait dengan sinar tampak diketahui bahwa energi sinar
yang digunakan tumbuhan untuk fotosintesis ternyata hanya 0,5 sampai 2% dari
jumlah energi sinar yang tersedia. Energi yang diberikan oleh sinar itu
bergantung kepada kualitas (panjang gelombang), intensitas (banyaknya sinar per
1 cm2 per detik) dan waktu (sebentar atau lama).
Menurut D. Dwidjoseputro (1989) Sinar matahari terdiri
atas berbagai sinar yang berlainan gelombangnya. Sinar-sinar yang tampak oleh
mata bergelombang 390 mµ sampai 760
mµ (1mµ = 10 Amstrom). Diurutkan dari yang bergelombang panjang maka
sinar-sinar tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Sinar-sinar yang bergelombang lebih pendek daripada sinar ungu adalah sinar
ultraungu, sinar X, sinar gamma, dan sinar kosmik. Baik sinar-sinar yang pendek
gelombangnya, maupun sinar yang panjang gelombangnya daripada sinar merah yaitu
sinar inframerah, semuanya tidak mempengaruhi dalam proses fotosintesis.
Spektrum dari sinar yang tampak oleh mata diberikan di bawah ini dengan
gelombangnya dinyatakan dengan mµ.
Ungu
|
Nila
|
Biru
|
Hijau
|
Kuning
|
Jingga
|
Merah
|
390-430
|
430-470
|
470-500
|
500-560
|
560-600
|
600-650
|
650-760 mµ
|
Jika
berkas cahaya yang sama kuatnya dari cahaya monokromatik berbagai panjang
gelombang dipancarkan pada daun hijau dan kecepatan fotosintesis pada setiap
panjang gelombang diukur, ternyata bahwa gelombang cahaya biru dan merah adalah
yang paling efektif. Dan cahaya hijau yang paling tidak efektif dalam melakukan
fotosintesis.
Hal ini terkait dengan sifat cahaya yaitu
cahaya dapat dipantulkan, diteruskan (ditransmisi), dan diserap (diabsorpsi).
Bahan-bahan yang menyerap cahaya tampak disebut pigmen. Pigmen yang berbeda
akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda dan panjang
gelombang yang diserap akan menghilang. Jika suatu pigmen diterangi dengan
cahaya putih, maka warna yang akan terlihat adalah warna paling banyak
dipantulkan atau diteruskan oleh pigmen bersangkutan (jika suatu pigmen
menyerap semua panjang gelombang, pigmen itu akan tampak hitam). Daun tampak
berwarna hijau karena klorofil menyerap cahaya warna merah dan biru ketika
meneruskan dan memantulkan cahaya warna hijau.
Planck dan Einstein menganggap cahaya itu
terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut foton dan foton ini mempunyai
sifat materi dan gelombang. Foton memiliki suatu energi yang dinyatakan dengan
kuantum. Foton bukanlah objek kasat mata tapi foton bertindak seperti objek
yang memiliki jumlah energi yang tetap. Beberapa banyak energi yang dimiliki
oleh cahaya itu bergantung pada panjang pendeknya gelombang.
Fotosintesis
dan reaksi fotokimia lainnya tidak bergantung pada energi total cahaya, tapi
pada jumlah foton atau kuanta yang diserap. Foton berenergi tinggi pada
spektrum biru mempunyai energi hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan foton
pada spektrum merah, tapi kedua foton itu mempunyai efek yang persis sama dalam
fotosintesis.
A.
Pengertian
Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses pada
tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik dari karbondioksida dan air.
Proses fotosintesis hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara
pigmen hijau klorofil yang terletak pada organel sitoplasma tertentu yang
disebut kloroplas. Reaksi keseluruhan dapat ditulis dengan persamaan sebagai
berikut :
CO2 + H2O + Energi Cahaya (CH2O) + O2
Klorofil
Menurut
Dwidjoseputro, fotosintesis merupakan suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki
khusus oleh tumbuhan yaitu suatu kemampuan menggunakan zat karbon dari udara
uantuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman
dimana peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon merupakan proses dimana
zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil dirubah menjadi zat organik
karbohidrat dengan pertolongan cahaya atau sinar.
Fotosintesis
merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya matahari. Fotosintesis berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis adalah salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari ACO2 diikat menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
B.
Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis
Menurut A.R.Loveless (1991) terdapat adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain:
1)
Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi
karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga
kecepatannya sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Namun bila
konsentrasi karbondioksida naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimum
kira-kira pada konsentrasi 1 % dan diatas persentase ini maka laju fotosintesis
akan konstan pada suatu kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida.
Kadar CO2 tidak boleh melebihi
1000-1200 μmolˉ¹ kerena konsentrasi kadar CO2 tersebut sering menyebabkan
keracunan atau penutupan stomata, kadang kala bahkan dapat menurunkan laju
fotosintesis.
Kecepatan
fotosintesis
Konsentrasi
CO2
2)
Intensitas Cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran
gas pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi. Pada keadaan diatas titik
kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan
dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas cahaya
menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya
sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya
tinggi laju fotosintesis menjadi konstan.
3)
Suhu
Laju
fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5ºC sampai suhu
35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas 35ºC
menyebabkan kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang mengakibatkan
menurunnya kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan
laju fotosintesis.
Intensitas
cahaya tinggi
Kecepatan
Fotosintesis intensitas cahaya rendah
Suhu
(°C)
C. Tempat Terjadinya Fotosintesis
Fotosintesis
hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Dalam daun
terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang dimana dalam jaringan
tersebut mengandung klorofil (pigmen hijau) yang merupakan salah satu pigmen
fotosintesis yang mampu menyerap energi
cahaya
matahari.
Klorofil
terdapat di dalam kloroplas. Kloroplas berwarna hijau disebabkan oleh adanya
klorofil a dan b yang menyerap sinar lembayung dan merah. Kloroplas pada
tumbuhan hijau selain mengandung klorofil a dan b juga mengandung Karotenoid.
Molekul-molekul ini juga merupakan pigmen, mempunyai warna yang berkisar antara
merah dan kuning. Cahaya yang diserap paling kuat dibagian biru dan spektrum
yang tampak. Karotenoid sering kali merupakan pigmen dominant pada bunga dan
buah. Warna merah buah tomat dan warna jingga wortel dihasilkan oleh
karotenoid. Pada daun, adanya karotenoid sering ditutupi oleh klorofil yang
jauh lebih banyak. Dalam musim gugur karena jumlah klorofil dalam daum
berkurang, karotenoid mulai nampak dan menghasilkan warna kuning dan merah pada
daun-daunnya.
D. Mekanisme
Fotosintesis
Fotosintesis
merupakan proses yang terjadi melalui dua tahap berbeda. Menurut pendapat FF
Blackman, fotosintesis memiliki dua tahap berbeda yaitu tahap yang peka cahaya
tapi tidak bergantung pada suhu (reaksi terang) dan tahap yang tidak peka
cahaya tapi bergantung pada suhu (reaksi gelap).
Reaksi
terang merupakan tahap fotokimia yang menghasilkan ATP dan NADP tereduksi.
Reaksi terang terjadi di awal dan diteruskan dengan reaksi gelap. Hill
menjelaskan bahwa cahaya digunakan oleh tumbuhan untuk memecah air, pemecahan
ini disebut fotolisis. fotolisis mengakibatkan molekul air pecah menjadi
hydrogen dan oksigen. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
2H2O
2H2 + O2
H2 yang
terlepas kemudian ditampung oleh koenzim NADP. Dalam hal ini NADP dikatakan
menjadi akseptor (penerima) H2 dan bentuknya menjadi NADPH2 sedangkan O2 tetap
dalam keadaan bebas. Fotolisis inilah yang menjadi awal proses
fotosintesis.Langkah selanjutnya setelah terjadi fotolisis yaitu penyusutan CO2
oleh H2 yang dibawakan oleh NADP tersebut. Peristiwa penyusutan CO2 tidak
memerlukan sinar, dengan kata lain peristiwa tersebut berlangsung dalam gelap.
Blackman (1905) membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke CH2O berlangsung tanpa
gangguan cahaya. jika reaksi terang (reaksi Hill) digabungkan dengan reaksi
gelap (reaksi Blackman) maka akan didapatkan suatu reaksi :
CO2 + NADPH2 + O2 2NADP + H2 + CO
+ O + H2 + O2
atau
2H2O + CO2 CH2O + H2O
+ O2
Jika reaksi
ini dikalikan 6 maka akan diperoleh :
12H2O + 6CO2 (CH2O)6 + 6H2O
+ 6O2
Tilakoid pada
kloroplas tidak dapat mengubah CO2 menjadi karbohidrat. Namun hal tersebut
dapat tercapai oleh stroma tak berwarna bila diberi CO2, NADPH dan ATP. Jadi
ada pembagian kerja di dalam kloroplas dimana reaksi terang adalah tanggung
jawab grana sedangkan reaksi gelap dilakukan oleh enzim-enzim di dalam stroma.
Di
dalam suatu proses fotosintesis terjadi pembentukan energi dengan menggunakan
energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki
spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
1.
Hydrilla
Hydrilla verticillata merupakan
tanaman air yang tumbuh terus-menerus, hidup berkoloni dan dapat tumbuh di
permukaan air hingga kedalaman 20 kaki. Tanaman air Hydrilla verticillata dapat
tumbuh bercabang-cabang dengan banyak hingga mencapai permukaan air dimana
percabangannya dapat menutupi seluruh permukaan air. Tanaman air ini dapat
dijumpai di danau, kolam, sungai dengan kondisi air yang relatif jernih. Hydrilla
verticillata digunakan sebagai habitat untuk beberapa hewan avertebrata
(hewan tak bertulang belakang) dimana hewan-hewan tersebut digunakan untuk
makanan ikan dan spesies lain seperti katak dan unggas. Setelah tanaman air
tersebut mati kemudian akan diuraikan oleh bakteri pengurai dan digunakan
sebagai makanan untuk hewan avertebrata sedangkan umbi atau bonggolnya biasanya
dimakan oleh unggas.
Hydrilla verticillata memiliki akar berwarna
kekuning-kuningan yang tumbuh di dasar air dengan kedalaman sampai 2 meter.
Batangnya tumbuh dengan panjang 1 sampai 2 meter dengan 2 hingga 8 helai daun
yang tumbuh pada lingkar batangnya. Tiap-tiap daun memiliki panjang 5 sampai 20
mm dan 0,7 sampai 2 mm lebarnya dengan gerigi atau duri kecil disepanjang ujung
daun. Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan berumah satu (meskipun
kadang-kadang berumah dua) dengan bunga jantan dan betina dihasilkan dalam satu
tanaman. Bunganya kecil dengan 3 kelopak dan 3 mahkota dengan mahkota
panjangnya 3 sampai 5 mm berwarna transparan dengan garis merah. Hydrilla
verticillata juga dapat bereproduksi secara vegetatif dengan jalan
fragmentasi, bertunas dan akar tinggal.
Letak stomatanya lebih banyak
berada pada permukaan bawah daun. Hal ini dibuktikan pada percobaan yang
dilakukan oleh Ingen House diketahui bahwa daun-daun yang berfotosintesis
mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun daripada
sisi permukaan atas daun. Disamping itu, temuan Ingen House menunjukkan bahwa
terdapat sejumlah ± 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan
bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya stomata di permukaan atas
daun.
Dalam praktikum ini, saya mengambil
hipotesis cahaya monokromatik yang paling efektif untuk fotosintesis adalah
cahaya merah dan cahaya biru.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam
memperoleh data penelitian, saya melakukan percobaan langsung untuk
membandingkan jumlah gelembung dengan warna/spektrum cahaya yang berbeda-beda,
yaitu cahaya merah, kuning, hijau, biru, dan ungu. Penelitian dengan pendekatan
eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol.
-
Variabel manipulasi/variabel bebas : Warna cahaya/spektrum cahaya
5
hidrylla masing-masing diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi dengan
lima macam warna, yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan ungu di tempatkan
di bawah sinar matahari.
-
Variabel respons/variabel terikat
: Jumlah gelembung
Dari
perlakuan yang berbeda dalam pemberian warna pada gelas kimia tersebut
menyebabkan adanya perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan.
-
Variabel kontrol : Tumbuhan hidrylla verticillata
Dalam
penelitian ini hal-hal yang mendapat perlakuan sama dari kelima gelas kimia
tersebut adalah jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan hidrylla verticillata
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan 5 tanaman hidrylla
verticillata yang diletakkan di dalam gelas kimia.
1. Perlakuan 1 :
tanaman hidrylla verticillata diletakkan
di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan
plastik warna merah.
2. Perlakuan 2 : tanaman
hidrylla verticillata diletakkan di
dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan
plastik warna kuning.
3. Perlakuan 3 :
tanaman hidrylla verticillata diletakkan
di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan
plastik warna hijau
4. Perlakuan 4 :
tanaman hidrylla verticillata diletakkan
di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan
plastik warna biru.
5. Perlakuan 5
: tanaman hidrylla verticillata diletakkan di dalam gelas kimia yang dilapisi
dengan
plastik warna ungu.
Populasi dalam penelitian ini
adalah tanaman hidrylla verticillata.
Sedangkan sampelnya adalah hidrylla
verticillata jantan.
1. Tanaman hidrylla verticillata
2. Gelas kimia ukuran 1 liter
3. Corong gelas
4. Tabung reaksi
5. Kawat
6. Plastik mengkilap warna warni
(merah, kuning, hijau, biru, dan ungu)
7. Gunting
8. Tali/benang
9. Selotip
10. Stapler
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambil beberapa tangkai
hydrilla.
3. Ikat hydrilla tersebut dengan
tali pada pangkalnya.
4. Masukkan hydrilla kedalam
corong gelas hingga tidak ada yang keluar.
5. Rangkai hydrilla tersebut
menjadi 5 rangkaian.Lakukan semuanya didalam gelas kimia ukuran besar yang
berisi air.
6. Usahakan jangan sampai ada
oksigen didalam corong.
7. Tutupi ke lima rangkaian
hydrilla tersebut dengan kertas warna-warni yang mengkilap(merah, kuning,
hijau, biru, ungu).
8. Semua praktikum dilakukan
langsung dibawah sinar matahari.
9. Amati dan catat banyak
gelembung yang muncul di setiap warna yang berbeda.
-
Membandingkan hasil antara tanaman hidrylla
verticillata yang telah diberi
warna/spektrum cahaya yang berbeda-beda tersebut.
Penelitian dan pengambilan
data dilaksanakan pada tanggal 26 September 2016.
No
|
Pelakuan
|
Jumlah Gelembung
|
Nyala Api
|
1
|
Cahaya Merah
|
++++ (sangat banyak)
|
Sangat Terang
|
2
|
Cahaya Biru
|
-
(sedikit sekali)
|
Mati
|
3
|
Cahaya Kuning
|
+ (sedikit)
|
Sangat Redup
|
4
|
Cahaya Hijau
|
+++ (banyak)
|
Terang
|
5
|
Cahaya Ungu
|
++ (sedang)
|
Redup
|
Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa masing-masing perlakuan
warna spektrum cahaya tampak ada perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan
pada tanaman air Hydrilla verticillata. Pada tabel di atas, yang
memiliki jumlah gelembung terbanyak adalah perlakuan dengan sinar merah dan
sinar ungu. Pada perlakuan dengan sinar kuning dan hijau memiliki jumlah
gelembung yang tidak terlalu banyak. Sedangkan perlakuan dengan sinar biru
memiliki jumlah gelembung yang sedikit.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa cahaya monokromatik yang paling efektif untuk
fotosintesis adalah cahaya merah dan cahaya ungu. Dengan demikian hipotesis
yang saya ajukan tidak sesuai dengan hasil penelitian.
Berdasarkan
hasil analisis data dapat diketahui bahwa cahaya monokromatik yang paling
efektif untuk fotosintesis adalah cahaya merah dan cahaya ungu. Hal ini tidak
sesuai, karena cahaya yang paling efektif adalah cahaya merah dan cahaya biru.
Karena jika berkas cahaya yang sama kuatnya dari
cahaya monokromatik berbagai panjang gelombang dipancarkan pada daun hijau dan
kecepatan fotosintesis pada setiap panjang gelombang diukur, ternyata bahwa
gelombang cahaya biru dan cahaya merah adalah yang paling efektif dan cahaya
hijau yang paling tidak efektif dalam melakukan fotosintesis.
Ø Pada percobaan tersebut
terdapat kesalahan. Hal itu mungkin terjadi karena ketidaktelitian dari kami
dalam mengamati jumlah gelembung.
Ø
Berdasarkan
data hasil penelitian ini diketahui bahwa spektrum cahaya warna biru lebih
berperan aktif dalam menigkatkan laju fotosintesis tanaman air Hydrilla
Verticillata
Ø
Pada saat percobaan, sebaiknya
lebih teliti dalam pengukuran, agar data hasil percobaannya bisa lebih akurat.
Ø
Carilah lebih banyak referensi sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif
Priadi.2010.Biologi SMA Kelas XII.Jakarta
: Yudistira.
D.A.Pratiwi.2006.BIOLOGI untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro.
1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.
W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball,
J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.